PENDAHULUAN
Manusia telah diciptakan Tuhan Yang Maha Esa sebagai mahluk yang paling sempurna dan paling cantik.
Secara naluri mahluk-mahluk lain berusaha mempertahankan dan meningkatkan kecantikan mereka untuk menimbulkan dan meningkatkan daya tarik terhadap lawan jenisnya.Manusia dengan akal kepandaiannya yang merupakan kelebihan mereka dibandingkan mahluk ciptaan Tuhan yang lain sejak dulu kala telah berusaha bagaimana mereka dapat mempertahankan dan meningkatkan kecantikan mereka untuk dapat lebih memikat pasangannya.
Perbedaan yang terlihat antara manusia dan mahluk yang lain adalah umumnya pada manusia usaha meningkatkan pada jenis wanita sedangkan pada mahluk atau hewan lainnya ba- nyak dilakukan oleh. jenis jantan. Tentu saja ada beberapa ke- kecualian, sebagaimana kita saksikan pada masa sekarang banyak pula pria yang berusaha untuk meningkatkan kecantikannya atau ketampanannya dengan alasan karena profesi- nya, untuk pergaulan atau karena alasan "emansipasi" belaka.
Usaha peningkatan kecantikan ini dilakukan dengan ber- bagai cara dari yang tradisional (alami) sampai penggunaan zat-zat kimia secara modern sesuai dengan kemajuan teknologi. Terlepas dari apa atau cara mana yang dipergunakan, apa- kah cara dan zat ini benar-benar bermanfaat dan aman bagi tubuh kita. Dalam makalah ini akan ditinjau aspek farmakologi bebe- rapa zat atau obat yang mempengaruhi kecantikan manusia.
BEBERAPA UPAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KECANTIKAN
Dalam upayanya untuk memelihara dan meningkatkan kecantikan, manusia yang sudah cantik berkehendak supaya kecantikan mereka tidak pudar atau tetap bertahan. Sedangkan mereka yang merasa kurang cantik berusaha untuk meningkatkannya.
Terdapat beberapa cara yang kita kenal untuk meningkatkan kecantikan ini, antara lain untuk membersihkan dan mem- percantik kulit, kuku, rambut, mengurangi bau badan, mengurangi keringat yang berlebihan, membersihkan dan mengobati kulit yang terganggu dengan menggunakan antiseptik, antibiotik, antiinflamasi, kortikosteroid, anti ketombe, anti acne, menghilangkan pigmentasi dan sebagainya.
Selain penggunaan obat-obat atau senyawa secara topikal, kadang- kadang digunakan pula obat atau zat secara sistemik, seperti misalnya penggunaan obat-obat pelangsing tubuh (anorexiant), jamu singset, obat penambah gairah seks (hormonal), dan sebagainya.
JENIS OBAT YANG MEMPENGARUHI KECANTIKAN
Dari upaya untuk meningkatkan kecantikan yang disebutkan di atas ternyata sebagian besar merupakan senyawa obat- obat yang mempengaruhi kulit dan digunakan secara topikal. Pada kesempatan kali ini terutama dibicarakan mengenai aspek farmakologi preparat atau obat dermatologik. Senyawa atau obat dermatologik dikatagorikan menjadi,
- vehikulum.
- zat-zat yang digunakan secara profilaksis dan untuk maksud pengobatan.
Kita telah mengenal banyak preparat (formulasi) farmakologik dijual secara bebas (preparat OTC) dan dapat diperoleh tanpa resep dokter. Pada preparat yang diperoleh dengan resep dokter (preparat prescription = ethical drug), maka konsentrasi zat atau dosisnya, vehikulum dan ukuran pengemasnya dicantumkan, sedangkan pada obat-obat OTC (Over the Counter drugs) sebagian besar tidak dicantumkan.
Vehikulum
Kriteria yang akan dipertimbangkan mencakup apakah vehikulum bersifat sebagai pengering atau pelumas, bagaimana vehikulum menahan atau melepaskan atau membantu absorpsi zat aktif, dan kecocokannya untuk dipergunakan di daerah kulit yang diinginkan; cairan (liquids), misalnya lotions gel, shampo, spray tepat untuk tempat- tempat yang berambut; krem-krem emulsified finishing tupe digunakan untuk tempat-tempat yang mempunyai sela-sela seperti jari umpamanya, dan salep paling cocok untuk mencegah maserasi kulit.
Konstituen utama vehikulum mencakup
- liquid (cairan, yakni air, tinggur hidro alkoholik atau pelarut - pelarut organik.
- puder
- minyak
- dasar salep (ointment bases)
- zat pembantu farmasetik sering terdapat sebagai aditif Liquid (cairan) mempunyai sifat-sifat yang diinginkan yang menambahkan kegunaannya sebagai vehikulum.
Air bekerja sebagai suatu vehikulum dan hydrating agent pada kompres basah, lotion "baths", krem dan beberapa salep. Bilamana digunakan sebagai kompres panas atau dingin, air akan meningkatkan atau menurunkan suhu kulit dan menim- bulkan maserasi lapisan permukaan kulit sehingga memperbesar penetrasi zat aktif.
Alkohol merupakan pelarut dan digunakan untuk mendinginkan kulit; tergantung dari konsentrasinya maka alkohol dapat bersifat antiseptik atau astringen.
Gliserin merupakan suatu pelarut dan emolien dalam lotion, krem, dan pasta, dapat dicampur dengan air dan alkohol. Propilen glikol adalah suatu pelarut yang sangat baik dan telah menggantikan tempat gliserin sebagai vehikulum dalam formulasi obat topikal, kosmetika, dan lotion tubuh dan tangan. Zat ini bersifat higroskopik dan mempunyai efek melembutkan (softening action). Pada kulit yang rusak (tidak intact) dapat menyebabkan iritasi subjektif (rasa terbakar dan tersengat) sehingga membatasi penggunaannya.
Puder mempunyai sifat meningkatkan evaporasi (penguapan), mengurangi friksi dan pruritus (gatal -gatal) dan menimbulkan rasa dingin (cooling sensation). Puder ini ditaburkan di alas kulit atau merupakan komponen dalam lotion atas pasta. Berbagai contoh puder mencakup puder seng oksida, seng stearat, magnesium stearat, talk, tepung jagung (corn starch), bentonit, titanium oksida, kalsium karbonat.
Seng oksida dan talk (terutama magnesium silikat hidrous): bersifat sebagai protektif dan menyerap sejumlah air bilamana digunakan dalam suatu pasta dalam petrolatum. Seng oksida dicampur dengan sedikit fern oksida mempunyai warna merah muda (pink). Campuran ini, Calamin, digunakan sebagai lotion kocok. Walaupun bentonit (hydrated aluminium silicate) tidak larut dalam air, zat ini bergabung dengan air menjadi gel, yang memperbaiki dispersi seng oksida dan be- lerang dalam campuran minyak dalam air.
Titanium oksida adalah zat yang opak dan merupakan ingredient lotion atau pasta yang digunakan sebagai sun screen. Precipitated calsium carbonate merupakan puder halus ber- warna putih yang tidak larut dalam alkohol dan air. Zat ini memberikan rasa kering dan lebih bersifat sebagai absorben dibandingkan dengan talk. Talk dapat menyebabkan reaksi granulomatous hebat bila dikenakan kepada luka-luka.
Minyak adalah lemak cair atau semisolid yang berasal dari mineral, tumbuhan atau hewan. Minyak yang berasal dari tumbuhan dan mineral banyak dipakai untuk pengobatan topikal. Minyak tumbuhan yang lazim dicampur dalam krem dan lotion adalah minyak -minyak biji kapas, jagung, kastor, zaitun dan kacang. Efek emolien minyak-minyak ini serupa, perbedaannya terletak pada baunya, stabilitas penyimpanannya dan kapasitas emulsifikasi. Minyak mineral merupakan suatu campuran hidrokarbon dengan berat molekul tinggi yang diperoleh dari petroleum. Minyak ini dapat digunakan tunggal atau merupakan ingredien dalam lotion, krem atau salep. Tidak seperti minyak tumbuhan (nabati), minyak mineral tidak berbau tengik, namun perlu ditambahkan suatu stabilizer seperti tokoferol atau butilhidroksil toluen (Farmakope Amerika Serikat mensyaratkan dituliskannya stabilizer dalam label). Penggunaan topikal minyak relatif tidak menimbulkan efek samping.
Seperti minyak, base (dasar) salep sering digunakan dalam berbagai krem dan salep. Dasar salep ini mencakup lemak- lemak nabati dan hewan semisolid (setengah padat), hidro- karbon petroleum, dan silikon. Zat-zat bantu farmaseutik (Pharmaceutic acid additives) banyak dipakai dalam preparat topikal. Zat-zat pendispersi dan pengemulsi memberi stabilitas dan homogenitas bila mencampur cairan yang tidak dapat tercampurkan. Gliseril monostearat, derivat polietilen glikol (polioksi 40 stearat, polisorbat 80) dan sodium lauril sulfat digunakan sebagai zat pendispersi dalam lotion, krem dan salep yang mengandung ingredien berminyak dan air. Additif lain yang banyak dipakai termasuk etilendiamin dan setilpalmitat dan ester lain yang berkaitan yang memperbaiki konsistensi dan penampakan krem. Asam stearat dan stearil alkohol, yang bekerja sebagai lubricant (pelumas), emolien atau anti-foaming agent.
Metilselulose dan gum tragacanth yang merupakan zat-zat inert dipakai sebagai suspending agents dalam salep atau pasta. Paraben (metilparaben dan propilparaben), oksikinolin sulfat, senyawa kuarterner ammonium organik, heksakloroform, parakloro-metasilenol dan kloributanol sering ditambahkan sebagai preservatif antimikroba. Sebagian besar zat-zat ini tidak berbahaya pada konsentrasi rendah; walaupun demikian paraben kadang- kadang menyebabkan dermatitis kontak dan lauril sulfat menyebabkan iritasi.
Banyak surface agents meningkatkan permeabilitas stratum corneum tidak saja terhadap medikamen tetapi juga terhadap zat-zat yang toksik sehingga secara tidak langsung menyebabkan iritasi.
Zat-zat (obat-obat) yang digunakan secara profilaksis dan untuk maksud pengobatan
Dalam upaya meningkatkan kecantikan, selain menggunakan zat-zat Vehikulum ditambahkan pula zat-zat untuk mencegah dan mengobati keadaan yang mengurangi kecantikan seseorang misalnya mengurangi bau badan, mengobati acne vulgaris, mengurangi keringat yang berlebihan, menghilangkan atau mengurangi hiperpigmentasi akibat kontrasepsi oral, kloasma gravidarum dan sebagainya.
Di dalam preparat -preparat untuk maksud profilaksis dan pengobatan selain bahan vehikulum ditambahkan pula zat-zat lain yang berkhasiat (mempunyai efek farmakologik) seperti, sulfa, antibiotik dan antiseptik. Perlu diperhatikan dalam menggunakan preparat-preparat ini kemungkinan terjadinya efek yang tak diinginkan akibat ingredien yang ditambahkan seperti iritasi, alergi dan efek toksik bagi mereka yang sensitif terhadap salah satu ingredien.
Deodoran (Obat penghilang bau busuk badan)
Bau busuk badan adalah sesuatu yang khas alami dan dimiliki oleh setiap mahluk termasuk manusia. Sejak dulu manusia berusaha untuk menghilangkan bau busuk badan ini, namun hasilnya belum memuaskan. Bau busuk ini bervariasi dari satu orang ke orang lain yang satu tidak terlalu bau sedangkan yang lain sangat berbau busuk. Orang-orang yang tergolong pada golongan kedua, walaupun tiap hari mandi dan membersihkan badan beberapa kali, tidak dapat menghilangkan bau busuk ini, karena keringat yang dikeluarkan akibat hawa panas mu- dah menjadi tengik dan mengeluarkan bau busuk. Umumnya, setelah 6 jam mandi bau busuk akan timbul kembali.
Setiap hari 70 cc air dikeluarkan melalui transpirasi kulit. Pengeluaran ini sama dengan ± 1⁄4 liter air yang keluar dari da- lam tubuh. Air dari transpirasi menguap begitu keluar dari badan, dan meninggalkan sisa-sisa lemak di atas kulit, yang cepat menjadi tengik karena adanya kuman-kuman dan menge- luarkan hawa bau busuk yang tidak enak. Dari keterangan tersebut di atas, maka obat deodoran seyogyanya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) pembunuh kuman (antiseptik),
2) dapat mengurangi bau busuk,
3) tidak merangsang (iritatif),
4) tidak toksik.
Dalam pemilihan obat-obat deodoran persyaratan tersebut di atas harus dipertimbangkan dengan seksama. Konon, bagi mereka yang menggemari obat tradisional, bau badan ini dapat dikurangi dengan makan lalaban daun beluntas (Pluchea indica) dan kunyit (Curcum dormestica). Sayang belum dilakukan uji pemantapan khasiat secara luas, namun anda boleh mencobanya karena sebegitu jauh belum dilaporkan efek toksik akibat penggunaan kunyit dan beluntas.
Anti-dandruff (anti ketombe)
Anti ketombe banyak digunakan baik oleh pria maupun wa- nita. Apakah sebenarnya ketombe itu? Ketombe timbul oleh karena terjadinya peningkatan kecepatan mat urasi dan proli- ferasi sel-sel epidermal. Ketombe dianggap bukan suatu feno- menon patologik, dan mengenai orang yang terdapat dalam upperlimit variasi normal dalam hal kecepatan tu rn-over sel- sel epidermal. Pengelupasan (scaling) yang paling jelas terjadi pada kulit kepala dan tidak disertai infeksi, inflamasi, kinetik sebum, perubahan patologik atau hyperplasia epidermis.
Meskipun ketombe sering dapat diatasi dengan penggunaan shampoo biasa (2-3 x seminggu), beberapa orang memerlu- kan preparat medicated shampoo yang dijual bebas dan me- ngandung belerang dan asam salisilat biasanya memberikan hasil yang baik, namun beberapa yang resisten terhadap preparat ini dapat diberikan preparat yang mengandung seng pirition atau selenium sulfid.
Obat untuk hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi yang terlokalisasi di muka akibat kontraseptif oral, kloasma gravidarum, frecles, lentignes dapat diobati atau dikurangi dengan pemberian hidrokinon (Eldoquin, Eldopaque). Obat ini biasanya memberikan efek yang reversibel.
12 Cermin Donis Kedokteran No. 41, 1986
Hidrokinon bekerja dengan menghambat tyrosinase dalam me- lanosit, sehingga menghambat sintesis melanin. Selain itu, pergerakan butir-butir melanin dan pertumbuhan melanosit juga terhambat. Hidrokinon juga toksik terhadap melanosit.
Sebegitu jauh tidak dilaporkan efek hebat yang tidak di- ingini akibat penggunaan obat ini. Namun terjadi rasa ter- sengat dan terbakar pada waktu pemakaian dan timbul eritema sesudahnya serta terjadi inflamasi pada 5% dan 32% penderita yang menggunakan obat ini dengan konsentrasi 2% dan 5%. Bila terjadi inflamasi obat ini tidak usah dihentikan namun perlu diberikan kortisol (hidrokortison) secara topikal untuk menghilangkan gejala-gejala ini.
Dermatitis kontak jauh lebih jarang terjadi dibandingkan dengan iritasi. Preparat lain, monobenzone (Benoquine), mempunyai cara kerja dan efek samping yang serupa. Bedanya adalah, obat ini mempunyai efek depigmentasi yang ireversibel, dan digunakan hanya untuk vitiligo yang luas, yakni untuk menghilangkan warna kulit normal yang tersisa. Kejadian sensitisasi akibat obat ini lebih besar dibandingkan dengan hidrokinon.
Pengelolaan terapi monobenzon sering mengalami kesulitan dan perlu tindak lanjut yang hati-hati pada penderita, pola aneh hipopigmentasi dapat terjadi jauh dari tempat yang mengalami hiperpigmentasi. Hidrokinon dengan konsentrasi yang kurang dari 5% telah disetujui oleh FDA sebagai ingredient yang aman dan efektif pada preparat yang dijual bebas untuk mengurangi kulit yang mengalami hiperpigmentasi pada daerah yang terbatas, sedangkan monobenzon hanya dapat dibeli dengan resep dokter.
EFEK SAMPING OBAT DALAM UPAYA MENINGKATKAN KECANTIKAN
Semua zat kimia atau obat yang dapat menimbulkan efek samping betapapun kecilnya. Karena dalam upaya meningkatkan kecantikan umumnya kita menggunakan zat kimia, maka kita harus waspada terhadap timbulnya efek samping ini. Apakah yang dimaksudkan dengan efek samping obat? Efek samping obat adalah efek yang timbul akibat penggunaan obat atau zat pada dosis terapi atau penggunaan zat sebagaimana yang dianjurkan oleh pembuat zat kosmetika/obat.
Efek samping yang disebabkan oleh zat-zat vehikulum antara lain dapat berupa iritasi kulit, hiperpigmentasi, hipopigmentasi, ruam kulit (skin rash), vesikulasi kulit, sindroma Steven Johnson yakni adanya "skin rash" hebat disertai perdarahan pada mukosa hidung, mulut dan vagina. Efek samping yang terakhir biasanya diakibatkan oleh zat aktif (ingredien), untuk maksud profilaksis atau terapi dalam kosmetik.
Misalnya ditambahkannya derivat sulfonamida pada terapi acne vulgaris pada suatu rangkaian perawatan kecantikan. Pernah pula dilaporkan adanya kasus yang mengalami degenerasi ganas (kanker kulit) akibat penggunaan suatu kosmetik.
Penggunaan obat pelangsing amfetamin dapat menimbulkan ketergantungan 'obat dan psikosis biokimiawi. Obat pelangsing lain dapat menimbulkan gangguan-gangguan pada susunan saraf pusat seperti insomnia, agitasi, tremor, atau sebaliknya, depresi saraf pusat dan mengantuk.
Penggunaan preparat hormon untuk maksud " awet muda" tidak dibenarkan atau tidak rasional karena penggunaan hormon hanya untuk penderita yang mengalami defisiensi hormon tersebut atau mereka yang oleh nasihat dokter memerlukan dan mempunyai indikasi untuk mendapat terapi tersebut. Sebagai contoh misalnya, penggunaan hormon anabolik yang terdapat dalam obat empat serangkai (oradexon, periactin, preparat enzym, dianabol) untuk menggemukkan badan atau "memontokkan" badan.
Memang, dalam waktu kurang lebih 3 minggu mereka akan "montok" atau gemuk tetapi, kegemukan ini tidak wajar karena pada hakekatnya terjadi penimbunan air dalam tubuhnya, di samping itu wanita-wanita ini dapat timbul kumisnya atau suaranya berubah seperti suara pria.
Penggunaan obat untuk Me-'rapet'-kan vagina secara topikal tidak dibenarkan karena banyak kasus yang mengalami vaginitis akibat obat atau alat-alat semacam ini. Obat atau obat tradisional semacam ini umumnya mengandung tanin dan tawas yang dapat menyerap air dari vagina dan bersifat sebagai astringen.
PENUTUP
Aspek farmakologi beberapa obat yang mempengaruhi kecantikan telah dikemukakan secara singkat terutama dalam hal sifat-sifat obat vehikulum, beberapa obat yang digunakan sebagai profilaksis dan pengobatan serta kemungkinan efek samping atau efek yang tak diingini akibat penggunaan obat untuk peningkatan kecantikan.
KEPUSTAKAAN
- American Medical Association Drug Evaluations, Dermatologic Preparation, 4th ed. Littleton, Massachusets : Publishing Sciences Group, Inc. 1980;p 1009 — 45.
- Swinyard EA and Pathak MA. Surface Acting Drugs. In : The Pharmacological Basic of Therapeutics. Editor : Goodman & Gilman 6th ed. New York : Macmillan Publishing Co, Inc. 1980; p951—63.
- Chen AS. Vademacum Resep Obat-obat Kosmetik. Jakarta : Pradnja Paramita, 1965.
- Musaro Muji. Resep Pusaka Tradisional Madura. Jakarta : Pustaka Karya
- Sardjono 0 Santoso & Hendra Utama. Efek Samping Obat Tradi- sional, Proceeding Simposium Aspek Medis Obat Tradisional Indo- nesia (SAMOTI) Mei 1980, Jakarta.
Oleh : Dr. Sardjono O. Santoso
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
"Cermin Dunia Kedokteran No.41,1986"Semoga bermanfaat.....
Regards,
KSC Beauty ---
0 comments :
Posting Komentar